Rabu, 31 Juli 2019

Pembalokan Sebagai Proses Kenaikan Tingkat Taruna

Apa yang terlintas dalam pikiran kalian ketika mendengar kata PEMBALOKAN? Seru, menakutkan, menegangkan, menyenangkan atau menantangkah? Dan bagaimana rasanya kalian saat mengikuti Pembalokan? Serta seberapa pentingnya proses Pembalokan bagi kalian Taruna dan Taruni Sekolah Pelayaran Niaga SMK Negeri 1 Kalipuro?

Pembalokan Tingkat III Angkatan V Tahun 2017
Istilah Pembalokan diambil dari simbolis bertambahnya balok di evolet seorang Taruna. Pembalokan menjadi salah satu prosesi yang wajib diikuti oleh seluruh Taruna sebagai tanda kelayakan kenaikan tingkat. Selama kegiatan Pembalokan, seorang taruna akan "diuji" fisik dan mentalnya yang dituangkan dalam berbagai kegiatan selama satu hari penuh.

Di sisi lain, Pembalokan dimaksudkan untuk menanamkan jiwa patriotisme dan nasionalisme pada Taruna; membentuk karakter Taruna menjadi seorang yang disiplin tinggi dan bermental baik; dan sebagai sarana penanaman jiwa persatuan dan kesatuan serta menumbuhkan jiwa kepemimpinan.


Proses Pembalokan diawali dengan berkumpul di titik pertemuan pukul 05.00 yang membuat mau tidak mau, suka tidak suka, Taruna harus sudah siap 30 menit sebelumnya. Segala perlengkapan dan kebutuhan saat Pembalokan wajib dibawa setiap peserta. Dari sini sudah terlihat bahwa Pembalokan menanamkan nafas disiplin, pantang menyerah dan keteguhan hati.

Pelatih Ketarunaan Memberikan Pembinaan Setelah Melakukan Pemeriksaan Perlengkapan

Berbaris di titik pertemuan dengan rapi, Pelatih Ketarunaan bersama Perwira Batalyon memeriksa kerapian dan kelengkapan yang harus dibawa peserta. Tidak ada alasan, tidak ada pembelaan apabila dijumpai peserta yang tidak menjalankan instruksi. Siap-siap saja menerima konsekuensi dari apa yang telah dilanggar. Karakter bertanggung jawab menjadi titik utama dalam proses ini.


Peserta Pembalokan Menikmati Menu Sarapan yang Disiapkan dari Rumah Masing-masing

Sarapan bersama di titik pertemuan menjadi menu pembuka Pembalokan. Setiap peserta yang telah
Telur Mentah menjadi Santapan Nikmat
membawa bekal masing-masing, duduk rapi saling berhadapan. Sebungkus nasi dan lauk pauk serta sebungkus sayur berkuah menjadi menu sarapan yang tak dapat ditawar. Ditambah menu spesial berupa telur ayam atau bebek, tentunya dalam kondisi mentah yang menjadi "ujian" berikutnya dari Pembalokan. Bagaimana rasanya memakan dua atau tiga butir telur mentah? Bukan untuk membully peserta, tetapi sebagai latihan bahwa saat nanti bekerja di kapal, tidak menutup kemungkinan terjadi kondisi darurat dimana persediaan makanan menipis dan harus makan dengan menu seadanya. Dan sebagai ujian mental bahwa saat berlayar melintasi lautan, peserta akan merasakan mual, pusing dan ingin muntah. Keberanian dalam pengambilan keputusan akan dilewati setiap peserta dalam proses ini. Apapun bentuk makanan yang ada, wajib dihabiskan tanpa tersisa.





Selesai sarapan, peserta Pembalokan dibagi menjadi beberapa kelompok secara acak dan wajinb memilih satu anggota sebagai Pemimpin Kelompok. Setiap kelompok akan diberikan tugas, baik tugas yang sama maupun tugas berbeda-beda. Pelatih Ketarunaan akan memberikan satu pertanyaan kepada seluruh kelompok dan kelompok pertama yang dapat menjawab dengan benar akan diberikan kartu jalan terlebih dahulu. Sepanjang perjalanan, setiap kelompok wajib memecahkan kode dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Melewati berbagai kondisi jalan, melintasi berbagai medan yang tentunya tidak semudah melewati jalan beraspal. Jalur setapak, jalur berbatu, jalur berlumpur dan jalur menyisir jurang bukan menjadi sesuatu yang menghambat peserta.

Rasa lelah, rasa jenuh dan rasa ketidakpercayaan diri pasti menghampiri setiap peserta selama perjalanan. Namun rasa itu akan tergerus saat melewati lokasi dengan pemandangan alam yang menyejukkan. Hamparan hijaunya persawahan, gemercik aliran sungai dan rimbunnya deretan pohon menjadi penawar kelelahan. Dalam hal ini, jiwa pemimpin akan tumbuh dari setiap kelompok. Setiap peserta akan saling membantu, mengucapkan syukur saat menikmati keindahan alam.


Pemandangan Alam mengajarkan Taruna untuk selalu Bersyukur

Di sela-sela perjalanan, peserta akan melewati beberapa POS untuk mendapatkan tugas berikutnya. Istirahat siang juga dilakukan di tengah perjalanan. Tak perduli seberapa lusuh pakaian, seberapa kering tenggorokan peserta, istirahat siang menjadi proses yang harus tetap dinikmati.

Semangat Tak Pernah Padam Terpancar Membara di Setiap Langkah


Perjuangan dari pagi sampai sore akan berujung di titik akhir dimana peserta sudah menyelesaikan tugas dan memecahkan kode untuk menemukan balok sebagai simbol kenaikan tingkat. Peserta wajib membersihkan diri dan berganti Pakaian Dinas Harian (PDH), rapi dari ujung atas sampai ujung bawah. Upacara pelantikan menjadi proses yang mengharukan sekaligus membahagiakan. Haru karena berhasil melewati segala rintangan dan lulus ujian kenaikan tingkat. Bahagia karena secara simbolis, peserta telah dinyatakan naik tingkat dan mejadi senior.



Upacara Pelantikan Kenaikan Tingkat II Angkatan VI - Tahun 2017

Dari segala proses yang dilalui, ada rasa kebanggan yang tidak terhingga saat upacara pelantikan kenaikan tingkat. Rasa bangga yang hanya seorang Taruna yang dapat merasakan. Bagi orang awam, mungkin Pembalokan hanya ajang "perploncoan" dan dianggap sebagai kegiatan yang tidak bermanfaat. Dengan rasa bangga itu, Peserta Pembalokan akan meningkatkan kualitas diri masing-masing dan akan menjaga nama baik almamater serta selalu berjuang untuk mengharumkan Semakapura. (w/a-repost)






0 komentar:

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

Posting Komentar